analisiskumpulan puisi tirani karya taufiq ismail dalam perspektif politik kekuasaan orde lama April 2019 J-PIPS (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial) 3(2):185
Puisi Dari Ibu Seorang Demonstran (Karya Taufiq Ismail) Senja Pagi |. Dari Ibu Seorang Demonstran. "Ibu telah merelakan kalian Untuk berangkat demonstrasi Karena kalian pergi menyempurnakan Kemerdekaan negeri ini". Ya, ibu tahu, mereka tidak menggunakan gada Atau gas airmata Tapi langsung peluru tajam Tapi itulah yang dihadapi Ayah kalian
ApakahAnda mencari gambar tentang Puisi Ibu Karya Taufik Ismail? Jelajahi koleksi gambar, foto, dan wallpaper kami yang sangat luar biasa. Gambar yang baru selalu diunggah oleh anggota yang aktif setiap harinya, pilih koleksi gambar lainnya dibawah ini sesuai dengan kebutuhan untuk mulai mengunduh gambar.
TaufikIsmail mendapat gelar Datuk Panji Alam Khalifatullah. Taufik Ismail pun dikenal sebagai salah satu tokoh sastrawan Indonesia dengan banyak penghargaan dan karyanya juga seringkali dijadikan sebagai bahan rujuan. Salah satu karya Taufik Ismail adalah Puisi yang berjudul Doa. Adapun Puisi Taufik Ismail yang berjudul Doa adalah sebagai berikut.
Rakyatyang resah dan menanti. Mereka telah menanti lama sekali. Menderita dalam nyeri. Mereka sedang berdoa malam ini. Dengar. Dengarlah hati-hati. Demikianlah puisi malam Sabtu karya Taufik Ismail, puisi dari penyaior senior Indonesia atau sastrwan senior yang ada di indonesia. semoga puisi tentang malam sabtu diatas dapat menghibur dan
arti tak ada rotan akar pun jadi. Puisi Taufiq Ismail "Dari Ibu Seorang Demonstran" adalah gambaran dari perasaan orang-orang terkasih dari para pejuang, ada Istri, anak, Ibu, Bapak, dan teman-teman yang harus merelakan orang-orang terdekat dan terkasihnya pergi melaksanakan tugas yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh kebanyakan orang. Tugas itu adalah menyampaikan aspirasi dari sumbatan kepentingan yang menghalangi tercapainya tujuan, Kesejahteraan, Ketentraman dan Keteraturan. Taufiq Ismail mampu menggambarkannya dengan begitu indah dan menarik. Menyentuh setiap relung sukma dari para pembacanya, membawanya ke suasana dimana hal itu benar-benar terjadi pada diri masing-masing pembaca. Dari Ibu Seorang Demonstran oleh Taufiq Ismail "Ibu telah merelakan kalian Untuk berangkat demonstrasi Karena kalian pergi menyempurnakan Kemerdekaan negeri ini" Ya, ibu tahu, mereka tidak menggunakan gada Atau gas airmata Tapi langsung peluru tajam Tapi itulah yang dihadapi Ayah kalian almarhum Delapan belas tahun yang lalu Pergilah pergi, setiap pagi Setelah dahi dan pipi kalian Ibu ciumi Mungkin ini pelukan penghabisan Ibu itu menyeka sudut matanya Baca Juga Puisi Taufiq Ismail "Malu Aku Jadi Orang Indonesia" Tapi ingatlah, sekali lagi Jika logam itu memang memuat nama kalian Ibu itu tersedu sedan Ibu relakan Tapi jangan di saat terakhir Kau teriakkan kebencian Atau dendam kesumat Pada seseorang Walapun betapa zalimnya Orang itu Niatkanlah menegakkan kalimah Allah Di atas bumi kita ini Sebelum kalian melangkah setiap pagi Sunyi dari dendam dan kebencian Kemudian lafazkan kesaksian pada Tuhan Serta rasul kita yang tercinta pergilah pergi Iwan, Ida dan Hadi Pergilah pergi Pagi ini Mereka telah berpamitan dengan ibu dicinta Beberapa saat tangannya meraba rambut mereka Dan berangkatlah mereka bertiga Tanpa menoleh lagi, tanpa kata-kata 1966 _________________________________________________________ Nah,... itu tadi Puisi Taufiq Ismail "Dari Ibu Seorang Demonstran", setelah membaca apa yang anda rasakan??? sedih, gembira, terharu atau ada perasaan yang lain??? Itulah keunggulan puisi-puisi karya Taufiq Ismail Terima Kasih telah berkunjung. Silahkan berikan Tanggapan anda dalam kolom komentar.
- Berikut kumpulan puisi bertema tentang Ibu, karya dari para penyair terkenal Indonesia. Ragam puisi ini cocok untuk dibacakan pada momentum Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember. Selain memberikan kado atau hadiah spesial untuk ibu, Kamu juga bisa membacakan puisi di hadapan Ibu. Berikut ragam puisi bertemakan Ibu 1. Tujuan Kita Satu Ibu - Wiji Thukul Kutundukkan kepalaku,Bersama rakyatmu yang berkabungBagimu yang bertahan di hutanDan terbunuh di gunungDi timur sanaDi hati rakyatmu,Tersebut namamu selaluDi hatikuAku penyair mendirikan tuguMeneruskan pekik salammu"a luta continua." Kutundukkan kepalakuKepadamu kawan yang dijebloskanKe penjara negaraHormatku untuk kalianSangat dalamKarena kalian lolos dan lulus ujianUjian pertama yang mengguncangkan Kutundukkan kepalakuKepadamu ibu-buHukum yang bisuTelah merampas hak anakmu Tapi bukan hanya anakmu ibuYang diburu dianiaya difitnahDan diadili di pengadilan yang tidak adil iniKarena itu aku pun anakmuKarena aku ditindasSama seperti anakmu Kita tidak sendirianKita satu jalanTujuan kita satu ibu pembebasan! Kutundukkan kepalakuKepada semua kalian para korbanSebab hanya kepadamu kepalaku tunduk Kepada penindasTak pernah aku membungkukAku selalu tegak. Baca juga Ucapan Selamat Hari Ibu 22 Desember dan Doa di Hari Ibu 22 Desember 2. Ibu - Kahlil Gibran Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan.
puisi ibu karya taufik ismail