Faktorfaktor luar yang mempengaruhinya biasanya berasal dari keluarga, lingkungan, sekolah, masyarakat, maupun pengaruh luar yang sepintas lalu kelihatan tidak berkaitan dengannya. Fungsi dan peranan keluarga dalam masalah kenakalan remaja sangat menentukan, tidak hanya dalam penaggulangannya saja, akan tetapi juga dalam timbulnya kenakalan
Setiap jenis atom yang ada di dunia tentu punya panjang jari-jari yang berbeda. Lalu, tahukah kamu apa yang mempengaruhi perbedaan panjang jari-jari atom? Sebelumnya, pahami dulu definisi jari-jari atom. Jari-jari atom (R) merupakan jarak dari pusat atom (inti atom) sampai kulit elektron terluar yang ditempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom ditentukan oeh 2 faktor yaitu:
FaktorInternal: 1) Instink (naluri) Instink (naluri) adalah pola perilaku yang tidak dipelajari, mekanisme yang dianggap ada sejak lahir dan juga muncul pada 94 58 setiap spesies. 95 Sedangkan menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk karena akhlak adalah insting (garizah) 96 yang dibawa manusia sejak lahir.
ImamSuroso, MSc, selaku penguji, dan Dr. Ir. Dyah Krisnatuti, MS, selaku penguji 2, yang telah meluangkan waktu dan kesabaran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan yang bermanfaat dalam penyusunan tesis ini. 2. Seluruh responden yang bersedia menyediakan waktu untuk mengisi kuisioner dan mendukung proses penelitian. 3.
Peliharalahaku dalam kekayaan yang termulia, yaitu iman. (Mario Teguh) Saat rasa sakit yang dalam melukai kita, kita tidak akan pernah pulih sampai kita memaafkan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berakhirnya Kerjasama Indonesia-Amerika Serikat dalam Masalah NAMRU-2 2009. Adapun rumusan masalah dari skripsi
arti tak ada rotan akar pun jadi. Faktor-Faktor Bertambahnya dan Berkurangnya Iman Alhamdulillah Washshalātu wassalāmu alā rasūlillāh, wa alā ālihi wa ash hābihi ajma’in •• Orang Yang Dijauhkan Dari Fitnah Kita Diampuni Selama Ramadhan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Terjaga Boleh Sujud Kepada Manusia dan Selain Manusia Akidah Sejak Dini Bentuk Bakti Kepada Orang Tua = 3 Orang Yang Pertama Kali Masuk Neraka Ternyata Ini Ahlu Sunnah Dalam Mengakui Adanya Hari Abu Hawa Nafsu dan Haidar As Hikmah Dari Mampunya Jin Mampu Menganggu Kaum Muslimin-Ustadz Farhan Abu Mereka Ingin Menghancurkan Nikmat Hidup Diatas Yang Melarang Kajian Sunnah Wakil Iblis DiMuka Bumi- Chalid 10 Hak dan 10 Chalid Ramadhan Tetap Dihatiku-Ust Tafsir Surah = Catatan WEBM DIPUTAR DENGAN APK MX PLAYER DI ANDROID === == Kajian Ustadz Khalid Basalamah Bagaimana cara mempertahankan iman yangnaik Bagaimana Cara Istiqomah dan Kehilangan Manisnya Iman Karna Futur .mp3 Ketenangan orang beriman Agar memiliki iman seperti para Basalamah Iman Bisa Bertambah dan Abidin Syamsudin Iman Bisa Bertambah dan Mahri Sebab Bertambahnya Iman-Syaikh Rozzaq Al Badr Abdurrahman Thayyib Sebab-Sebab Bertambah dan Berkurangnya Iman Akadhinta -Asbab Ziyaadatil Iman Wa Nuqshoonihi Sebab Bertambah DanBerkurangnya Iman == Ebook Tingkatan Di Dalam Islam Islam,Iman dan Ihsan-370Hlm Penjelasan Tentang Rukun Iman-116Hlm Iman Faedah-Faedah Rukun Iman, karya Ahmad Hendrix Syarh Prinsip Dasar Keimanan-Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin Apa Itu Iman Penjelasan Tentang Pembatal Keislaman-Sulaiman bin Nashir bin Abdullah al-Ulwan Aqidah Imam Syafi’i dalam Masalah Keimanan& Manhajnya Dalam Menetapkan Keimanan === ➡ Faktor-FaktorPasang Surutnya Iman Segala puji bagi Allah Rabbul alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du Berikut pembahasan tentang, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Open Donasi,Sedekah,Waqaf,Infaq kunjungi blog di Ebook Islam Mp3 Kajian Ebook Islam 2 mp3 kajian sunnah 2 Gabung Grup Kajian Sunnah dan Bimbingan Islam == ➡ Faktor-FaktorPasang Surutnya Iman Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr[1] Mengenal faktor-faktor kembang kempisnya iman sangatlah penting bagi seorang hamba sebab iman adalah kunci kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Maka hendaknya setiap hamba yang ingin meraih kebahagiaan berupaya serius untuk mengetahui faktor-faktor bertambahnya iman lalu merealisasikannya dalam kehidupan ini sehingga imannya semakin mengakar dalam hati. Sebaliknya, hendaknya dia mengetahui faktor-faktor perusak iman agar dia terhindar darinya dan selamat dari kubang kesengsaraan. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Seorang hamba yang beriman selalu berusaha menerapkan dua hal ➡ Pertama Menguatkan fondasi-fondasi keimanan dan cabangnya dengan mengilmui dan mengamalkannya. ➡ Kedua Berusaha semaksimal mungkin untuk menangkis segala hal yang dapat mengotori imannya dan berusaha untuk mengobatinya sebelum terlambat.” [2] Berikut beberapa faktor tersebut secara ringkas ➡ Faktor-Faktor Bertambahnya Iman Allah menjadikan segala sesuatu pasti ada sebabnya, demikian halnya dengan iman, Allah telah menjadikan beberapa faktor bertambahnya iman dalam al-Qur’an atau melalui lisan rasul-Nya, di antaranya adalah ➡ 1. Menuntut ilmu syar’i Ini adalah faktor yang paling penting, yaitu menuntut ilmu syar’i yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah Rasulullah sesuai dengan pemahaman salaf shalih. Bertambahnya iman dengan sebab ilmu dari sisi ketika dia keluar menuntut ilmu, duduk di majelis ilmu, mempelajari masalah ilmu, dan mengamalkan ilmu. ✅ Sungguh betapa banyak ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi yang menunjukkan tentang keutamaan ilmu. Hal itu karena ilmu adalah sarana yang mengantarkan seorang untuk beribadah kepada Allah secara benar. Namun, perlu diketahui bahwa ilmu yang bermanfaat dan dianjurkan oleh syari’at adalah ilmu yang membuahkan amal karena ilmu hanyalah sarana belaka, sedang intinya adalah amal. Camkanlah baik-baik ucapan Imam Ibnul Qayyim tatkala mengatakan, “Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kuatnya iman maka ia tercemar.” [3] ➡ 2. Membaca al-Qur’an dan merenunginya Ini juga merupakan faktor yang sangat penting untuk bertambahnya iman sebab Allah menurunkan al-Qur’an kepada para hamba-Nya sebagai petunjuk, cahaya, rahmat, dan peringatan. ✅ Oleh karena itu, Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang beriman apabila membaca al-Qur’an maka akan bertambah iman mereka. إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٢﴾ Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. QS. al-Anfâl [8] 2 ✅ Syaikh Muhammad Rasyid Ridha berkata, “Ketahuilah bahwa kuatnya agama dan iman tidak mungkin diraih kecuali dengan banyak membaca al-Qur’an atau mendengarkannya dengan penuh renungan dan dengan niat untuk mengamalkan perintah dan menjauhi larangannya.” [4] Namun, perlu ditandaskan bahwa maksud membaca al-Qur’an yang merupakan faktor penyubur iman di sini bukan hanya sekadar membaca, melainkan membacanya dan memahami makna kandungannya serta mengamalkan isinya. ✅ Oleh karena itu, Allah mengabarkan bahwa tujuan inti al-Qur’an ini diturunkan adalah untuk dipelajari dan direnungi bersama. كِتَـٰبٌ أَنزَلْنَـٰهُ إِلَيْكَ مُبَـٰرَكٌۭ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَـٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَـٰبِ ﴿٢٩﴾ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. QS. Shâd [38] 29 ➡ 3. Memahami nama dan sifat Allah Memahami nama dan sifat Allah akan menjadikan hamba makin mengenal Allah dan takut kepada-Nya sehingga memotivasi dirinya untuk berbuat amal ketaatan. ✅ Allah berfirman وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَـٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَـٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ﴿٢٨﴾ Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata, dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. QS. Fâthir [35] 28 ✅ Seorang ulama salaf mengatakan, “Barangsiapa semakin mengenal Allah akan semakin takut kepada Allah.” [5] Contohnya, jika seorang hamba mengetahui dari lubuk hatinya bahwa Allah Maha mendengar dan melihat maka hal itu akan menjadikan dirinya untuk menjaga anggota tubuhnya dan berusaha mengarahkan anggota tubuhnya dalam kecintaan kepada Allah. ➡ 4. Mempelajari Sîrah Perjalanan Nabi Muhammad Mempelajari sîrah perjalanan hidup Nabi Muhammad merupakan faktor penguat iman karena pada diri beliau tersimpan akhlak yang mulia dan contoh yang sangat indah. Siapa pun yang mau mempelajari sîrah Rasulullah yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits Nabi maka akan menjadikannya terpacu untuk semakin cinta kepada Nabi yang membuahkan semangat tinggi untuk mencontoh beliau dalam ucapan dan perbuatannya. “Dan ilmu yang paling pokok dan paling bermanfaat adalah mempelajari sîrah Nabi dan sahabatnya”.[6] ✅ Sekadar contoh, jika mencermati hadits bahwa beliau adalah manusia yang paling baik akhlaknya, tidak berkata kotor, sangat sopan kepada pelayannya. Bukankah semua itu akan membangkitkan semangat kita untuk menirunya?!! ➡ 5. Merenungi Keindahan Agama Islam Sesungguhnya Islam adalah agama yang indah dalam semua bidang. Aqidahnya paling benar, akhlaknya paling indah, serta hukumnya paling adil dan bijaksana. Bila hal ini telah tertanam dalam hati maka seseorang akan merasakan kelezatan iman dalam hati. ✅ Rasulullah bersabda ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ “Ada tiga hal, apabila ada pada diri seorang maka dia akan merasakan lezat/manisnya iman apabila Allah dan rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya; apabila mencintai seorang dia mencintainya tidak lain karena Allah; dan orang yang takut untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana dia tidak ingin dicampakkan ke dalam Neraka.” HR. Bukhari 1/22 dan Muslim 1/66 Maka golongan yang ketiga tersebut tidak mau kembali kepada kekufuran. Mengapa?! Karena dia masuk Islam berdasarkan ilmu dan kemantapan hati. Dia betul-betul yakin akan keindahan agama Islam dibandingkan dengan agama-agama lainnya. Jika memang dia telah nyaman dengan keindahan Islam, lantas untuk apa dia berpindah agama?! ➡ 6. Membaca kisah-kisah salaf shalih ✅ Kisah-kisah para salaf shalih, khususnya para sahabat Nabi bertabur dengan pelajaran berharga dan iman. Siapa pun yang mau mencermati sîrah perjalanan mereka, akhlak mereka, kesungguhan mereka dalam mengikuti Nabi, konsentrasi mereka dalam menjaga iman, rasa takut mereka dari dosa, riya’, nifaq kemunafikan, dan semangat mereka dalam ibadah dan amal shalih yang tercatat dalam dalam kitab-kitab tarikh sejarah, sîrah, zuhud, dan lainnya maka akan tergerak hatinya untuk meniru keindahan hidup mereka. Sungguh benar ucapan Syaikhul Islam tatkala mengatakan, “Siapa saja yang lebih menyerupai mereka, maka keadaannya akan semakin sempurna.” [7] ➡ 7. Memikirkan kekuasaan Allah dalam makhluk-Nya ✅ Allah telah menganjurkan kepada umat manusia untuk merenungi dan memikirkan keajaiban makhluk-makhluk ciptaan-Nya. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَـٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍۢ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍۢ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَـٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَـٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَعْقِلُونَ ﴿١٦٤﴾ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan. QS. al-Baqarah [2] 164 Perhatikanlah secara saksama keajaiban-keajaiban makhluk Allah di sekitar Anda; langit, bumi, matahari, bulan, rembulan, bintang, malam, siang, gunung, pohon, lautan, sungai, hewan, bahkan keajaiban ciptaan Allah yang ada pada diri kita sendiri terdapat pelajaran berharga yang bila kita merenunginya maka akan menambah iman kita kepada Allah. ➡ 8. Semangat beramal shalih ✅ Di antara faktor penguat iman yang sangat penting adalah semangat untuk mengerjakan amal shalih ikhlas karena Allah dan selalu kontinu menjaganya. Sesungguhnya setiap amal shalih yang dilakukan oleh seorang muslim akan semakin menambah kuatnya iman sebab iman itu bertambah dengan ketaatan. Dan ibadah yang disyari’atkan itu bermacam-macam modelnya, adakalanya dengan hati, lisan, dan anggota badan. Contoh amalan hati ialah ikhlas, cinta, tawakal, takut, berharap, ridha, sabar, dan sebagainya. Contoh amalan lisan ialah membaca al-Qur’an, istighfar, takbir, tasbih, tahlil, shalawat, dan sebagainya. Adapun contoh ibadah amalan badan ialah wudhu, shalat, shadaqah, haji, dan sebagainya. Oleh karena itu, para ulama salaf selalu mengatakan, “Marilah duduk sebentar bersama kami untuk menambah iman.” ➡ Faktor-Faktor Kempesnya Iman Bila seorang muslim dituntut mengetahui faktor-faktor penguatnya iman agar dia menerapkannya, maka demikian juga dia dituntut untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mengurangi iman agar dia waspada dan menjauhinya. Dan perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa menyepelekan masalah faktor-faktor kembang kempesnya iman termasuk faktor utama lemahnya iman. Faktor-faktor lemahnya iman banyak sekali, namun dapat diklasifikasikan menjadi dua faktor internal dalam dan faktor eksternal luar. ✅ Adapun faktor internal adalah sebagai berikut, di antaranya ➡ 1. Kejahilan/kebodohan tentang ilmu agama Sebagaimana ilmu adalah faktor bertambahnya iman, maka demikian juga sebaliknya, kejahilan adalah faktor utama lemahnya iman. Jika ilmu adalah sumber segala kebaikan maka demikian juga kejahilan adalah sumber segala kejelekan. Orang yang berbuat syirik, dosa, kezaliman, dan kemaksiatan, sebab utamanya adalah kejahilan. ✅ Allah berfirman وَجَـٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتَوْا۟ عَلَىٰ قَوْمٍۢ يَعْكُفُونَ عَلَىٰٓ أَصْنَامٍۢ لَّهُمْ ۚ قَالُوا۟ يَـٰمُوسَى ٱجْعَل لَّنَآ إِلَـٰهًۭا كَمَا لَهُمْ ءَالِهَةٌۭ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌۭ تَجْهَلُونَ ﴿١٣٨﴾ Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan berhala.” Musa menjawab “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui sifat-sifat Tuhan.” QS. al-A’râf [7] 138 ✅ Oleh karena itu, para ulama salaf seperti Abu Aliyah, Qatadah, Mujahid, dan sebagainya menyebutkan bahwa setiap orang berbuat dosa maka dia adalah jahil.[8] Mengapa demikian? Syaikhul Islam menjelaskan karena ilmu yang sejati adalah ilmu yang mencegah seorang dari menyelisihi apa yang dia ketahui berupa ucapan atau perbuatan.[9] Maka kejahilan adalah penyakit ganas yang menjerumuskan pemiliknya kepada jurang kebinasaan. Maka hendaknya seorang untuk bersegera mengobatinya dengan ilmu yang bermanfaat agar dia tidak terus bergelimang dalam kejahilan. ➡ 2. Kelalaian Kelalaian dan sikap acuh adalah sifat orang-orang kafir dan munafik. Allah sering mencelanya dalam al-Qur’an. ✅ Allah berfirman فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةًۭ ۚ وَإِنَّ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَـٰتِنَا لَغَـٰفِلُونَ ﴿٩٢﴾ Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. QS. Yûnus [10] 92 يَعْلَمُونَ ظَـٰهِرًۭا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْءَاخِرَةِ هُمْ غَـٰفِلُونَ ﴿٧﴾ Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai. QS. ar-Rûm [30] 7 ✅ Maka tanyakanlah pada dirimu “Sampai kapankah kelalaian ini?” Sudah saatnya Anda bangun dan sadar dari kelalaian Anda selama ini untuk menuju ketaatan kepada Allah. ➡ 3. Berbuat dosa Dosa sangat mempengaruhi lemahnya iman, sekalipun pengaruhnya bertingkat-tingkat sesuai dengan jenisnya apakah dosa kecil atau besar, waktunya, ukurannya, pelakunya dan lain sebagainya. ✅ Dan sebagai penopang seorang hamba agar tidak terjerumus dalam kubang dosa adalah hendaknya dia selalu ingat bahwa doa akan menimbulkan bahaya dan dampak negatif yang sangat berbahaya bagi dirinya dan orang lain. ➡ 4. Jiwa yang mengajak kepada kejelekan ✅ Hampir tidak ada ada manusia yang lepas dari jiwa yang mengajak kepada keburukan ini kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah. وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ ﴿٥٣﴾ Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Yûsuf [12] 53 ✅ Jiwa yang mengajak kepada keburukan ini sangat berbahaya bagi iman seorang hamba jika dilepas kendalinya begitu saja. Sebab itu, hendaknya seorang hamba selalu berintrospeksi dan berusaha mengekang nafsunya dari kejelekan sehingga dia selamat dari mara bahaya. •• Lanjut ke Halaman 2 •• Laman 12
MATERI V KOKOH DAN GOYAHNYA IMAN Materi ke 5 adalah, Faktor yang Mempengaruhi Kokoh dan Goyahnya Iman Keyakinan/Iman kepada Tuhan dalam diri seseorang bersifat nisbi/berubah-ubah/tidak tetap, ada yang bertambah kokoh dan kadang berkurang menjadi lemah. Kuat dan lemahnya iman seseorang dipengaruhi oleh banyak factor, baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun yang datang dari luar diri sendiri. Bila kita mengetahui iman dapat bertambah dan berkurang maka mengenal sebab-sebab bertambah dan berkurangnya iman memiliki manfaat dan menjadi sangat penting sekali. Sudah sepantasnya seorang muslim mengenal kemudian menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bertambah sempurna dan kuat imannya. Juga untuk menjauhkan diri dari lawannya yang menjadi sebab berkurangnya iman sehingga dapat menjaga diri dan selamat didunia dan akherat. Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang mendapatkan taufiq dari Allah Ta’ala selalu berusaha melakukan dua perkara 1. Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu dan amal secara bersama-sama. 2. Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, mengobati kekurangan dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang sebab bertambah dan berkurangnya iman. Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman dan berhati-hati dari terjerumus di dalamnya.
Related PapersThis research has two objectives First, to determine differences in student existential belief between students coming from high school and Madrasah Aliyah. Second, to determine differences in student existential belief according to educational level of parents of students. The hypothesis of this study First, there is no differences in student existential belief between students coming from high school General and Madrasah Aliyah MA. Second, there is no differences in student existential belief overview on parent education students are low, medium and high. The respondent in this study is students of PGRA class 2013/2014 and 2014/2015 totaling 126 students. Data collection tools that are used include belief scale questionnaires adapted from C. Asri Budiningsih, Parent Education Level questionnaires, and documents. comparison test results using analysis of variance ANOVA two lanes obtained the values of F 0,034 for the first hypothesis, and the value of F for the second hypothesis. based on the results of statistical tests can be concluded first, there is no difference in existential belief between students from high school SMA / SMK and Madrasah Aliyah MA. Secondly, there is no difference in the existential belief that the student has a parent father with a higher education level, medium and study has two objectives first, to determine differences in moral reasoning of students from Madrasah Aliyah and high school. Second, to determine differences in moral reasoning of students in terms of educational level of the parents of students. The research hypotheses were proposed first, there was no difference in moral reasoning of students among students from Madrasah Aliyah MA and General high school. Secondly, there is no difference in moral reasoning of students of education of parents of students were low, medium and high. Respondents in this study were students of class PGRA 2013/2014 with 45 students. Data collection tools used include questionnaire scale Kohlberg, Parent Education Level questionnaire, and documents. From the results of a comparative test by using analysis of variance ANOVA two paths obtained F value to hipoesis first, and F value 0,037 for the second hypothesis. With the statistical result can be concluded first, there is no difference between the moral reasoning of students from Madrasah Aliyah MA and public schools SMA / SMK. Secondly, there was no difference in moral reasoning of students who have parents father with a higher education level, medium and merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan, dimana aspek yang menjadi subjek sekaligus objek yang penting dalam hal ini adalah peserta didik. Pendidikan yang diberikan tidak hanya dalam lingkup akademik namun mendidik disini dimaksudkan untuk membentuk kepribadian yang sesuai dengan norma hukum dan agama. Setiap peserta didik bersifat khas dan unik karena setiap peserta didik berbeda-beda. Dalam pendidikan dan pembelajaran diperlukan suatu pengetahuan akan perkembangan-perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Dimana aspek-aspek perkembangan peserta didik cukup banyak seperti perkembangan fisik, perkembangan intelektual, perkembangan moral, perkembangan spiritual atau kesadaran beragama dal lain sebagainya. Setiap aspek-aspek tersebut dapat dikaji berdasarkan fase-fasenya untuk membantu dalam memahami cara belajar dan tentunya sikap maupun tingkah laku peserta didik. Selain itu, aspek pembelajaran yang diberikan kepada para peserta didik juga berupa pendidikan moral dan spirituall untuk membentuk pribadi-pribadi yang sesuai dengan harapan bangsa yang dituliskan pada tujuan pendidikan bangsa Indonesia."Abstract The aim of this research was to find out 1 the category of worship performing autonomy 2 the difference of worship performing autonomy based on gender and previous school of student; 3 the correlation between age and the degree of worship performing autonomy The data are collected using questionnaire were involved 100 SMA UII student. The mutli stage sampling that is quota stratified proportional random sampling was used as the sampling technique. Desciptif statistic, T test, product moment correlation from Pearson and Two ways the analaysis of variance are used as the data analysis technique through SPSS for windows program The result of the several analysis towards the data yields several conclusions 1 most of the SMA UII student were in businessman category of worship performing; 2 there is no difference autonomy of worship performing student based on gender and previous school of SMA UII student; 3 there is no correlation of worship performing between ages and the degree of worship performing category Keywords Autonomy, Worship Performing, Religion Education"
A. adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sunah-sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditegakkan dan terjaga dari kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan karena itu, setiap orang tua muslim harus memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana yang Islami, tegakkan sunnah, dan hindarkan dari kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal sesuai dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih. B. merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Bagaimanakah keadaan mereka? Apakah memiliki komitmen terhadap aqidah yang lurus? Ataukah sebagai pengekor budaya dan pemikiran barat yang rusak? Ataukah para pengajar memiliki pemikiran dan keyakinan yang dibangun berdasarkan nilai agama? Ataukah hanya sekedar pengajar yang menebarkan racun pemikiran dan budaya busuk, sehingga menghancurkan anak-anak kita?Seorang pengajar adalah merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru, sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak. Oleh sebab itu, seorang pengajar harus membekali diri dengan ilmu dîn agama yang Shahîh sesuai dengan pemahaman Salafush-Shalih dan akhlak yang mulia, serta rasa sayang kepada anak tidak kalah penting, dalam membentuk kepribadian anak di sekolah, adalah kurikulum pendidikan. Apakah kurikulum tersebut berasal dari manhaj Islam, sehingga dapat mendukung untuk menegakkan ajaran Allah, sunnah Rasul dan ajaran Salafus-Shalih? Ataukah hanya sekedar menegakkan nilai dan wawasan kebangsaan, semangat nasionalisme dan kesukuan? C. Media Elektronik dan media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini, maka tidak jarang anak-anak akan tumbuh menjadi anak sebagai mana yang ia peroleh dari kedua media Radio dan TelevisiDunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah berada di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam chenel TV. Sarana-sarana informasi, baik melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang sangat berbahaya dalam merusak pendidikan sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak. Namun kedua media itu juga menjadi sarana efektif dan senjata pemusnah massal para musuh Islam untuk menghancurkan nilai-nilai dasar Islam dan kepribadian islami pada generasi muda, karena para musuh selalu membuat rencana dan strategi untuk menghancurkan para pemuda Islam, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Vstory Agama Jumat, 11 Oktober 2019 - 1122 WIB VIVA – Iman didefinisikan sebagai aqdun fi al-qalb, iqrarar bi al-lisan wa`amal bi al-arkan, yaitu meyakinkan dalam hati, mengakui dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Berdasarkan definisi ini, maka perbuatan dosa seperti mencuri, berzina, atau merampas milik orang lain dan minum khamr yang memabukkan merupakan perbuatan yang menyebabkan keluar dari rasa keimanan. Hakikat keimanan, asasnya, dan pokoknya, apabila telah teguh di dalam hati seseorang tidaklah bertambah maupun berkurang. Akan tetapi derajat keimanan seseorang dapat bertambah dengan bertambahnya ketaatan dan dapat berkurang dengan berkurangnya ketaatan. Karena seluruh ketaatan adalah keimanan. Tiap-tiap sesuatu yang mungkin bertambah, niscaya ada kemungkinan pula berkurang. Yang menjadi pembahasan di sini ialah mengenai hadis yang menjelaskan tentang fluktuasi adalah ketidak tetapan atau guncangan. Fluktuasi iman adalah keadaan naik turunnya kondisi iman seseorang. Karena seseorang bisa berubah. Terkadang seseorang berada di puncak imannya, yaitu mereka dalam keadaan semangat dalam melakukan suatu ibadah. Tapi juga membahas tentang suatu kondisi, di mana iman lagi masa-masa di bawah. Bahkan untuk mengerjakan suatu ibadah itu terasa sangat malas. Ada beberapa ayat Alquran Al-Karim yang jadi bukti bahwa iman itu bisa bertambah dan polemik di antara ulama tentang bisa bertambah tidaknya iman seseorang. Kelompok pertama kaum Muslimin berkata bahwa iman dapat bertambah atau berkurang. Ini adalah pendapat mayoritas ulama Ahlussunnah wal Jama’ah. Di antara mereka ada Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari yang berkata, “Iman adalah ucapan dan tindakan, bisa bertambah dan berkurang.” Abu al-Hasan al-Asy’ari, al-Ibânah, halaman 27Dasar bagi pendapat pertama ini adalah banyak ayat atau hadis yang menyatakan bahwa keimanan memang bisa bertambah dan berkurang, misalnya, “Supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” QS. Al-Mudatsir 31“Yaitu orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerangkamu, karena itu takutlah kepada mereka’, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” QS. Ali Imran 173 Halaman Selanjutnya Adapun kelompok kedua kaum Muslimin, mereka berkata bahwa keimanan sama sekali tidak bisa bertambah. Mereka adalah sebagian ahli fikih dan banyak ahli kalam. Di antara mereka ada Imam Abu Hanifah yang berkata, “Iman adalah pengakuan dengan lisan dan pembenaran dalam hati. Pengakuan dengan lisan saja tak cukup menjadi iman sebab bila pengakuan saja tentu semua orang munafik yang berpura-pura Islam padahal tidak akan dianggap beriman. Iman tidaklah bertambah dan berkurang.” Abu Hanifah, Matn al-Washiyyah, halaman 1. Disclaimer Artikel ini adalah kiriman dari pengguna yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content UGC. Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.
faktor faktor yang mempengaruhi iman